Kamis, 12 Agustus 2010

Kenapa doa kita tertolak

Do'a merupakan ungkapan hati serta permintaan yang dipanjatkan oleh hamba kepada sang pencipta (al-khaliq). Doa memilikii adab-adab yang bisa mempercepat atau memperbesar peluang terkabulnya, maka doa juga mempunyai sebab-sebab yang bisa menghalangi atau memperlambat diterimanya doa. Kita juga jangan tergesa-gesa berharap do'a itu cespleng atau bimsalabim, cepat terkabul. Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- dari Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- beliau bersabda: "Doa seseorang senantiasa akan dikabulkan selama dia tidak berdoa untuk perbuatan dosa ataupun untuk memutuskan tali silaturahim, serta selama dia tidak tergesa-gesa.” Seorang sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan tergesa-gesa?” beliau menjawab: “Yakni dia mengatakan, “Aku telah berdoa dan terus berdoa tetapi belum juga dikabulkan.” Setelah itu, dia merasa putus asa dan berhenti berdoa.” (HR. Al-Bukhari no. 6340 dan Muslim no. 2735)

Hanya saja yang perlu ditekankan di sini bahwa ketika tidak terwujud, bukanlah berarti doanya tidak dikabulkan, karena bisa saja Allah menunda lain waktu, diberikan nanti diakhirat atau mengabulkannya dalam bentuk yang lain. Allah adalah Yang Maha Tahu apa yang pantas buat hamba-Nya-, misalnya dihilangkan kejelekan darinya atau balasannya, Allah simpan dan akan diberikan pada hari kiamat. Karenanya seorang muslim tidak boleh berputus asa dan berburuk sangka pada Allah dalam berdoa walaupun apa yang dia doakan itu tidak terwujud.

Di antara sebab-sebab tertolaknya doa  adalah:
  1. Kandungan atau kelaziman doanya adalah kemaksiatan. Dari Jabir -radhiallahu anhu- dia berkata: Saya mendengar Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda: “Tidaklah seseorang berdoa dengan sebuah doa melainkan Allah memberikan kepadanya apa yang dia minta atau menolak keburukan darinya yang semisalnya, selama dia tidak berdoa untuk perbuatan dosa atau pemutusan hubungan kekerabatan.” (HR. At-Tirmizi no. 3573 dan dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 5637)
  2. Kandungan atau kelaziman doanya adalah pemutusan silaturahmi.
  3. Tidak tergesa-gesa dalam berdoa, dan makna tergesa-gesa telah ditafsirkan langsung oleh Nabi -alaihishshalatu wassalam-.
  4. Doa setiap muslim pasti dikabulkan, hanya saja Allah Ta’ala mengabulkan untuk masing-masing orang sesuai dengan yang pantas untuknya. Ada yang dikabulkan permintaannya, ada yang tidak dikabulkan keinginannya tapi digantikan  dengan ditolaknya kejelekan dari dirinya, dan ada yang tidak mendapatkan keduanya namun Allah menyiapkan untuknya di hari kiamat.
  5. Memakan makanan atau minuman yang haram, baik haram zatnya seperti bangkai, babi, khamar, dan semisalnya, maupun yang haram dari sisi cara mendapatkannya, seperti hasil pencurian, penipuan, dan seterusnya. Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- dia berkata: Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda: “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu baik. Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Dia berfirman, “Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” Dan Allah juga berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah Kami rezekikan kepadamu.” Kemudian beliau -shallallahu ‘alaihi wasallam- menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut dan kakinya berdebu. Orang itu mengangkat kedua tangannya ke langit seraya berdo’a, “Wahai Rabbku, wahai Rabbku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram, dan diberi makan dengan makanan yang haram. Maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan doanya?” (HR. Muslim no. 1015)
  6. Memakai pakaian yang haram, baik yang haram zatnya semisal sutera bagi lelaki maupun haram dari sisi mendapatkannya.
  7. Tidak memerintahkan kepada kebaikan.
  8. Membiarkan kemungkaran di depan matanya tanpa adanya pengingkaran.




2 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...