Rabu, 18 Agustus 2010

Tema religi, laris di bulan ramadhan

Ramadhan selalu datang tiap tahunnya dalam kehidupan orang muslim. Bulan yang mulia ini memang luar biasa. Semua orang menyambutnya dengan berbagai cara. Ada yang mennganggap ramadhan sebagai waktu yang sakral, mereka manyambutnya ritual-ritual kuno yang katanya sarat makna. Pada tiap ramadhan, para penyanyi menjadikan momentum ramadhan sebagai waktu yang tepat untuk menunjukkan eksistensinya.

Untuk para nasyied, bulan ini akan menjadi "berkah" bagi mereka karena lagu merekaakam dipilih dalam playlist pemutar musik. Sedangkan para penyanyi solo dan band-band yang masih eksis mereka mulai ikutan banting setir dengan mengubah tema lirik lagunya agar bertema islami seperti taubat memuji ramadhan atau sanjungan pada "tuhan". Ya, mereka lebih suka mengucapkan tuhan dari pada kata "Allah". Akibatnya kita sering kesulitan membedakan apakah ini lagu islami atau nyanyian gereja? akhirnya  mereka menamainya dengan album religi.

Tak perlu pusing soal profil diri penyanyinya (ini merupakan dampak dari industri musik, enak dikuping ya akan laku dipasar). Seperti apapun tingkah laku si penyanyi di luar ramadhan, lagu mereka tetap digandrungi. Walaupun latar belakang mereka suka mabuk, gonta-ganti pasangan tanpa status pernikahan, perceraian, perselingkuhan, kebiasaan memamerkan aurat dan gaya hidup yang tak islami. Percayalah hal itu tak akan digubris oleh para penikmat lagu.
Para produsen sinetron dan film telah menyiapkan berbagai macam tema religi. Tak sulit membuat sinetron religi, Ganti saja judulnya dengan hal yang berbau islam ataupun dengan melbatkan artis yang biasa berjilbab serta bisa juga dengna hanya menambahkan adegan shalat dan rintihan do'a dalam pikiran saat terkena musibah atau di dzhalimi tokoh antagonis. Itu saja sudah cukup, tak perlu harus mengkonsep yang sarat makna dan dakwah silam. Mungkin hal terakhir ini dilakukan akan membuat sinetron yang ngak laku dipasran dan memicu polemik di masyarakat.

Ramadhan adalah saat sale bagi para pedagang ritel, operator seluler, perusahaan obat, makanan dan minuman. Berbagai paket promosi, paket religi dan undian untuk meningkatkan omset penjualan. Bahkan bandar judi juga ikut meramaikan ramadhan dengn menggelar sayembara judi "islami", judi sms yang dikemas dengan hal berbagu religi untukmenghilangkan kesan judinya. Akibatnya tak sedikit kaum muslim berjudi sambil menunggu saat berbuka dan waktu sahur.

Bagaimanakah dengan kita? Dengan apa kita mengisi hari-hari ramadhan kita, dengan mengkoleksi lagu religi di Hp untuk diputar saat berkendara atau memilih salah satu sinetron realigi atau berusaha memborong promo ramadhan untuk hari raya dan sebagai bekal mudik lebaran. 

Subhanallah, mestinya kita memborong dan mengikuti promo serta penawaran bonus yang membanjir namun tidak dari manusia tapi dari Allah sebagai Rabbul alammin. Kita juga akan melihat  sinetron namun bukan sinetron TV tapi mereview film dokumenter yang pemainnya kita sendiri. Kita review kehidupan masa lalu kita dalam ruang muhasabah (mengkoreksi diri sendiri). Kita juga melantunkan dan mendengarkan lantunan namun bukan lagu religi yang lagi trend tapi kita melagukan kalam ilahi, kita baca ayat-ayat Al-Quran. Bukannkah demikian yang seharusnya kita lakukan dalam mengisi hari-hari dalam bulan Ramadhan? Insya Allah kita tetap istiqomah di jalan Allah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...