Senin, 15 Februari 2010

Kisah seorang temanku

Dari sekian banyak kisah cerita, cerita Muallaf selalu membuat setiap orang takjub. Mengapa orang di luar Islam tertarik terhadap ajaran islam dan  berusaha mempelajarinya, padahal orang yang mengaku dirinya Islam namun tidak paham apa Islam itu. Kisah berikut merupakan pengalaman temanku yang menyaksikan sendiri keinginan yang kuat dari seoang muallaf yang berusaha mendalami Isalm dengan ikhlas dari lubuk hatinya. Dulu waktu aku masih kuliah, aku punya pengalaman rohani yang membuatku haru biru, sebenarnya sih bukan pengalamanku sendiri, ini pengalaman seorang teman sekelasku waktu masih di bangku kuliah dulu. di Surabaya. Sebut saja temanku itu si A ya.

Kisahnya gini, si A itu seorang non muslim (pada awalnya), dia punya pacar yang muslim, temen sekelas juga, sebut saja namanya si B. Aku dengan si A maupun si B tak begitu akrab, hanya sebatas kenal karena teman sekelas, lagian anaknya pendiam banget. Suatu hari, kalau aku nggak salah inget pas selesai bubaran salah satu mata kuliah, tiba-tiba saja dia menghampiriku dan ngajak ke kantin. Ya udah, karena memang waktu itu lagi laper, ya ok aja, sekalian pesan makanan. Mulanya kami ngobrol biasa aja, dan anehnya kami waktu itu bisa langsung akrab, padahal sebelumnya jarang ngobrol. Setelah kami makan,  dia ngeluarin sesuatu dari tasnya dan ditunjukkan kepadaku, begitu kagetnya aku karena yang dikeluarkan itu adalah Juz Amma (panduan dasar membaca Al-Qur'an). Dengan kaget  bercampur heran aku tanya ke dia, untuk apa kamu  membawa Juz Amma, apa itu punya si B? Si A jawab, bukan, itu punyaku. Spontan aku kaget lagi, aku tanya lagi, punya kamu? Tapi untuk apa? Si A jawab, aku lagi belajar baca huruf arab. Ok, aku berpikir logis aja, mungkin aja karena pacarnya muslim mungkin dia iseng pengen bisa baca huruf arab, gak ada yang salah pikirku.

Tapi yang bikin aku terperangah, dia bilang bahwa dia pengen bisa baca Al-Qur'an, nah, ini yang bikin aku tambah nggak ngerti. Pelan-pelan aku tanya lagi, untuk apa kamu pengen bisa baca Al-Qur'an? Dia jawab, dengan setengah berbisik, Mala....Aku sekarang muslim. Subhanallah..... aku melongo, beneran melongo, karena nggak percaya ama apa yang dia ucapkan, tapi kemudian aku ngajuin pertanyaan lagi, apa kamu jadi muslim karena si B? Dia jawab, bukan Mala, bukan...."demi Allah" bukan, ini dari pengalamanku sendiri.

Akhirnya temanku ini mulai menceritakan pengalaman rohaninya. Suatu hari dia dengar suara adzan dengan sangat jelas, dan dia tanya ke si B, artinya "Allahu akbar" itu apa? B menjawab "Allah Maha Besar". Si A terdiam sejenak. Sesampainya di rumah dia memikirkan makna "Allah Maha Besar", membayangkan sebesar apa sih Allah itu, Maha berarti tanpa batas, seketika itu juga dia merasa bulu kuduknya merinding karena nggak bisa membayangkan seberapa besarnya Allah itu. Sejak saat itu dia ingin tau lebih jauh mengenai Islam, maksudnya hanya sebatas ingin tahu. Apa sih istimewanya Islam, terutama di mata penganutnya. Lalu dia  mulai membeli sebuah buku panduan sholat, karena dia tahu bahwa orang Islam itu kewajibannya adalah sholat. Dengan sembunyi-sembunyi dia praktekkan gerakan sholat dengan meletakkan buku panduan tersebut dibawah agar dia bisa menconteknya.

Di Awali dengan gerakan takbir, dia nggak ngerasain apa-apa. Begitu pula saat ruku' maupun I'tidal, lalu dia sujud. Nah! pada saat sujud itu, tanpa dia mengerti tiba-tiba dia menangis,  menangisny semakin lama semakin terisak. Dia  merasa keciiiil sekali ketika sujud di hadapan Sang Maha Pencipta, dan entah itu ghaib atau apa. Dia merasa seolah-olah ada yang memeluk dia dengan penuh kasih sayang. Dia merasa sangat sejuk dan semakin terisak. Ya Allah, aku mendengarnya waktu itu langsung merinding, kalau saja di kantin itu nggak ada orang lain aku pasti sudah ikut menangis, tapi aku merasa mataku berkaca-kaca dan berusaha keras agar air mataku nggak jatuh. Bahkan saat mengisahkan ini lagi saja aku merasa darahku berdesir.

Sejak saat itu dia berniat untuk masuk Islam, dia mengutarakan maksudnya ke pacarnya, Si B. Tentunya si B kaget dong, nggak nyangka, karena selama ini dia nggak pernah berusaha mengislamkan si A. Si B bertanya, apa kamu mau masuk Islam karena aku? Kalau karena aku mending nggak usah, aku nggak setuju. Tapi si A dengan mantap bilang kalo dia mengalami peristiwa spiritual yang luar biasa dan dia masuk Islam bukan karena siapa2. Tapi si A maunya bersyahadat di hadapan sang pacar, dia belum siap syahadat di masjid (secara formal), karena dia takut kalau keputusannya itu ditentang oleh keluarga besarnya. Apalagi kakeknya seorang petinggi agamanya, dia takut akan diusir dari rumah, nggak tahu mau kemana. Siapa yang akan nanggung biaya hidup dan kuliahnya. Dia berniat menceritakan semuanya ke keluarganya setelah dia lulus kuliah dan sudah mandiri.

Ya Allah, begitu berat beban di hati si A, aku juga nggak bisa bantu apa-apa, hanya dukungan moril. Aku sebenarnya heran kenapa kok dia bisa mengungkapkan rahasia sebesar ini ke aku padahal kami nggak begitu akrab, ternyata dia juga nggak tau kenapa, cuma tiba2 seperti ada yang menggerakkan hatinya untuk menceritakan pengalamannya ke aku. Subhanallah, ini adalah amanah yang berat buatku, aku juga nggak ngerasa ilmu agamaku cukup mumpuni waktu itu, tapi Allah mempercayakan kisah si A ke aku. Sejak itu kami sering ngobrol, sharing, kalau ada yang dia tanyakan seputar Islam, aku jawab sepengetahuanku, kalau aku nggak tahu ya aku bilang nggak tahu, takut salah, sehingga muncul kecurigaan temen-teman yang lain, tapi aku tetap berusaha merahasiakannya. Kami jadi jarang ketemu setelah aku sibuk mengerjakan skripsi, paling cuma telpon  saja.

Kami terus kontak sampai kami masing-masing sudah kerja, bahkan kami kadang2 janjian ketemuan di TP sepulang kerja sekedar buat sharing. Tternyata dia masih belum berani ngomong ke keluarganya, memang berat ya, untuk mengungkapkan suatu kenyataan. Kontak kami itu ternyata nggak berlangsung lama, ternyata dia sudah pindah kerja, dan dia nggak ngasih kabar sama sekali ke aku, bahkan sampai saat ini. Tapi pernah aku dapat info dari salah seorang teman kuliahku juga kalau dia pernah melihat si A lagi jalan-jalan, tapi pakai jilbab. Dia bingung, masak sih dia pake jilbab, kan dia non muslim. Namun dia merasa jelas melihat wajahnya ... ya! si A itu. Lalu temanku itu tanya ke aku, aku jawab aja. Ya! mungking aja dia, aku juga nggak tau kabarnya.

Sekarang teman2ku sudah banyak yang tahu mengenai keislaman si A. Ini adalah kisah yang benar-benar nyata, mungkin temen kuliahku yang ada di fb ini baca note ku ini Insya Allah tahu siapa yang aku maksud dengan si A. Aku berdoa semoga si A imannya selalu dijaga oleh Allah sampai akhir hayatnya, dimudahkan jalannya menuju jalan Allah. Aku kangen sama si A, pengen tahu kabarnya, aku coba berulangkali telpon ke rumahnya tapi nggak pernah disampaikan, Allahu A'lam, may Allah always be with you, dan semoga Allah berkenan mempertemukan kami lagi, somewhere, somehow..... amiin.

2 komentar:

  1. postingan ini mirip skali sama apa yang di alami temenku, tapi yah semua itu Allahu A'lam

    BalasHapus
  2. amiiiiiiin
    semoga Si A tetap istiqomah dan kaffah

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...