Para Ulama terdahulu sepakat bahwa nasehat adalah pilar penting dalam agama islam, imam Al Khaththabi mengatakan, “maksudnya adalah bahwa tiang (yang menyangga) agama ini adalah nasehat. Dengannya agama ini akan tegak & kuat”. Memberi nasehat dalam hal-hal yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat adalah tugas mulia warisan suci para nabi & rasul. Allah mengatakan perkataan Nabi Shalih as. “ Maka Shalih berkata,’hai kaumku, sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku dan aku telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat” (QS. Al-A’raf; 79). Karenanya, Allah SWT. akan menimpakan hukuman kepada orang-orang yang tidak mau menerima nasehat para nabi (QS. Al-A’raf; 59-94).
Nabi Muammad SAW. bersabda, “ Agama itu adalah nasehat (diulang 3 kali). Para sahabat bertanya, “Untuk siapa, wahai Rasulullah?”. Nabi menjawab, “Untuk Allah, kita-Nya, Rasul-nya, para pemimpin, dan kaum muslimin pada umumnya”. (HR.Muslim). imam Al Khaththabi mengatakan, hakikat idhafah (penyandaran) nasehat kepada Allah adalah sebenarnya kembali kepada hamba itu sendiri, karena Allah tidak membutuhkan nasehat manusia. Jadi nasehat terhadap Allah memiliki arti beriman kepada Allah semata dan tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun serata menaati-Nya . Sedangkan nasehat untuk kitab-Nya punya makna membenarkan semua isi, menegakkan hokum-hukum, dan menyerap ilmu-ilmu Allah sebagai wahyu dari Allah SWT. Nasehat untuk Rasul-Nya berarti kita membenarkan kerasulan beliau, mengimani segala yang beliau bawa, menaatinya perintah & larangan beliau denga cara menghidupkan sunnah beliau serta ikut menyebarkan dakwah dan syariat beliau.
Jadilah teladan sebelum memberikan nasehat. Allah berfirman, “Hai orang-orang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian disisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan (QS. Ash Shaff; 2-3)
Bersabarlah terhadap segala kemungkinan yang bias terjadi, tentu setelah mengantisipasinya sebelumnya sebaik & seoptimal mungkin.
Melalui lisan Luqman, Allah berfirman, “ Wahai anakku, dirikanlah shalat dan surulah manusia mengerjakan yang ma’ruf dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman; 17)
Ada 7 hal pokok dari Nasehat Luqman kepada anak-anaknya :
(1) Pentingnya Aqidah
(2) Menghormati Orang Tua
(3) Lakukan Ibadah dengan Ikhlas
(4) Dirikan shalat
(5) Amar ma’ruf, Nahi mungkar
(6) Jangan Sombong
(7) Jika bicara jangan dengan suara yang kasar
Kewajiban kita hanyalah menyampaikan nasehat dengan tujuan yang ikhlas dan benar, tepat dan optimal. Selebihnya, kita serahkan kepada Allah SWT. Allah berfirman, “Dan ingatlah ketika suatu umat di antara mereka berkata, mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras? Mereka menjawab, agar kami mempunyai alas an (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu supaya mereka bertaqwa”. (QS. Al A’raf; 164)
Nabi Muammad SAW. bersabda, “ Agama itu adalah nasehat (diulang 3 kali). Para sahabat bertanya, “Untuk siapa, wahai Rasulullah?”. Nabi menjawab, “Untuk Allah, kita-Nya, Rasul-nya, para pemimpin, dan kaum muslimin pada umumnya”. (HR.Muslim). imam Al Khaththabi mengatakan, hakikat idhafah (penyandaran) nasehat kepada Allah adalah sebenarnya kembali kepada hamba itu sendiri, karena Allah tidak membutuhkan nasehat manusia. Jadi nasehat terhadap Allah memiliki arti beriman kepada Allah semata dan tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun serata menaati-Nya . Sedangkan nasehat untuk kitab-Nya punya makna membenarkan semua isi, menegakkan hokum-hukum, dan menyerap ilmu-ilmu Allah sebagai wahyu dari Allah SWT. Nasehat untuk Rasul-Nya berarti kita membenarkan kerasulan beliau, mengimani segala yang beliau bawa, menaatinya perintah & larangan beliau denga cara menghidupkan sunnah beliau serta ikut menyebarkan dakwah dan syariat beliau.
Jadilah teladan sebelum memberikan nasehat. Allah berfirman, “Hai orang-orang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian disisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan (QS. Ash Shaff; 2-3)
Bersabarlah terhadap segala kemungkinan yang bias terjadi, tentu setelah mengantisipasinya sebelumnya sebaik & seoptimal mungkin.
Melalui lisan Luqman, Allah berfirman, “ Wahai anakku, dirikanlah shalat dan surulah manusia mengerjakan yang ma’ruf dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman; 17)
Ada 7 hal pokok dari Nasehat Luqman kepada anak-anaknya :
(1) Pentingnya Aqidah
(2) Menghormati Orang Tua
(3) Lakukan Ibadah dengan Ikhlas
(4) Dirikan shalat
(5) Amar ma’ruf, Nahi mungkar
(6) Jangan Sombong
(7) Jika bicara jangan dengan suara yang kasar
Kewajiban kita hanyalah menyampaikan nasehat dengan tujuan yang ikhlas dan benar, tepat dan optimal. Selebihnya, kita serahkan kepada Allah SWT. Allah berfirman, “Dan ingatlah ketika suatu umat di antara mereka berkata, mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras? Mereka menjawab, agar kami mempunyai alas an (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu supaya mereka bertaqwa”. (QS. Al A’raf; 164)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar