Minggu, 24 Januari 2010

Teman dalam kesendirian

Sangatlah tidak mudah untuk bagi seorang muslim menjaga keistiqamahan atas pilihan iman di zaman seperti saat ini. Saat iman semakin terasa hambar dan tawar. Saat penopang-penopangnya semakin sulit ditemukan. Dan saat lingkungan semakin tak mendukung. Adakah yang tetap teguh dalam kesendirian, yang sering mencekam? Ibarat perjalanan, hari-hari menapaki jalan iman adalah pertaruhan. Tentang keyakinan akan kebenaran dan janji keselamatan, juga kesabaran pemenuhan yang seolah tak berkesudahan. Sedang mata yang nanar langkah yang limbung membuat jalan lurus ini tak tampak benderang. Ia serupa gulita belantara lebat yang pekat dengan berbagai jebakan. Terlihat terjal berliku dalam kesunyian yang menakutkan. Kini, siapa yang sanggup berjalan ketika dia merasa sendiri?

Jika kita meneliti petunjuk yang terbaca jelas, juga jejak-jejak pendahulu yang meninggalkan bekas, kita dapat bernafas lega. Inilah jalan penghantar kesuksesan hakiki yang kita cari. Kita percaya, pernah ada manusia yang menempuhnya, mereka adalah hamba-hamba yagn mendapat anugerah Allah; para nabi dan rasul, para syuhada dan para shidiqin. Merekalah sebaik-baik contoh dalam perjalanan.  Keyakinan akan hal ini adalah mutlak diperlukan sebab kita bukanlah sang pembuka jalan. Agar kita tidak takut meski hanya sebagai pengikut. Agar azzam kita tak memudar meskipun jejek tersebut semakin samar.

Selanjutnya adalah kesabaran. Karena tekat baja dapat saja lebur, keyakina bisa hancur dan langkah-langkah kaki dapat terhenti untuk kemudian mundur teratur. Bila kita tidak pandai merawatnya, ini berarti ada jalan lain yang kita tempuh, sedangkan keyakinan tentang kebenarannya tidak kita miliki utuh. Disinilah kesabaran dibutuhkan agar setiap langkah menjadi terasa nikmat. Nafsu muthmainah dimenangkan agar kuat menghadang setiap seruan jahat. Hingga perjalanan pulang ini terasa dekat. Hanya sekejap waktu yang akan segera berlalu, Insyaallah.

Maka jika yakin dan sabar semakin kuat, semakin kita dapat tegar melangkah di jalan ini. Jika semakin lemah, maka langkah-langkah kaki akan berbalik arah sebab tidak sanggup memikul beratnya beban perjalanan. Tidak tahan melangkah dalam kesendirian. Apalagi tanpa teman! Namun lihatlah! kebenaran ini menyusup kedalam kalbu, menancap kuat dan hebat, kemudian memberi keyakinan pasti. Ia serupa mata yang bersua sinar mentari pagi. Yang ketika ia yakin, maka menjadi tak penting lagi sesiapa yang menolak dan menyetujuinya. Sebab kebenaran memang tidak memerlukan persetujuan makhluk, siapapun dia. Kebenaran adalah hak dari Sang Rahman. Kalau kita percaya!. Maka teman dalam kesendirian adalah keyakinan akan kebenaran. Islam! Islam merupakan konsep jalan hidup manusia dari Allah.

3 komentar:

  1. Teman dalam kesendirian ku hanya Allah SWT.

    BalasHapus
  2. Ketika segala sesuatu yang kita miliki hilang, janganlah kita berputus asa. Karena kita masih mempunyai Allah. Dan dengan mengingat Allah hati menjadi tenang. thanks atas pencerahannya.

    BalasHapus
  3. Terimakasi atas kunjungan Fadil Dan inge, manusia sebgai hamba selalu membutuhkan Allah dalam susah maupun duka namun manusia selalu lalai. :)

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...